![]() |
Pembuatan Beras Palsu dari plasti |
Beras sintetis Menyebar ke Indonesia
Negeri kita yang memiliki jumlah penduduk sangat besar ini tentu saja sangat menarik dan menggiurkan untuk dijadikan pangsa pasar potensial dari beras abal abal ini, terlebih negeri kita dilihat orang sebagai negara berkembang dengan konsumsi beras sangat besar. Dalam benak pembuat beras ini langsung terbersit keuntungan yang tak terhingga bila bisa menguasai pasar beras indonesia tanpa berfikir bahaya yang akan timbul dan diderita masyarakat yang mengkonsumsi beras sintetis, namun disayangkan pemerintah kita hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi pelarangan dan hukuman yang tepat bagi pelaku yang terlibat dalam distribusi apalagi sikap terhadap negara China sebagai suplyer nya.
Beras Plastik tak hanya didasari Motif ekonomi
Pantas curiga bahwa motif dibalik produksi beras plastik ini tidak hanya ekonomi dan keuntungan finansial semata bila kita merujuk kpd latar belakang China yang juga telah memproduksi susu dengan campuran melanin beberapa tahun yang lalu dan ditambah lagi lemah nya kontrol pemerintah atas produsen nakal yang bisa saja membuat produknya tidak sesuai dengan standart kesehatan yang direkomendasikan pemerintah krn birokrasi kita yang kurang mendukung. Hasilnya tentu saja masyarakat yang akan menanggung akibatnya dan hanya menjadi obyek penderita
Bahaya untuk kesehatan yang timbul dari beras palsu dari plastik
Beberapa pakar menyatakan bahwa beras plastik sangat berbahaya bila dikonsumsi krn tubuh manusia menganggap bahan asing masuk dalam jairngan tubuh dan bisa mengakibatkan kanker serta penyakit lainya hingga pada kematian untuk itu pemerintah sewajarnya menggolongkan beras plastik sebagai beras berbahaya
Cara membedakan antara beras asli dengan beras palsu
Masih sangat sulit Untuk mengetahui bagaimana cara membedakan antara beras asli dan beras palsu bisa dilihat secara fisik namun bila telah diolah dan dimasak maka kita bisa melihat perbedaan yang menonjol antara beras asli dan palsu read more
0 komentar:
Posting Komentar